Askep IMA 1


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Pada dasarnya jantung adalah alat yang berfungsi sebagai pemompa darah, yang sejak manusia dalam kandungan dan tidak akan berhenti selama hidup kita.
Mengingat pentingnya fungsi dari  organ jantung dan jantung berdenyut serta bermetabolisme tergantung dari suplai darah arteri coroner. Oleh sebab itu bahyak manifestasi penyakit yang disebabkan oleh gangguan coroner yang menjadi pembunuh nomer satu di berbagau negera.Penyebab utamanya adalah gaya hidup dan pola makan yang berubah.

B.     Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui gambaran tentang asuhan keperawatan penyakit Infark Myocard Acut
2.      Dapat melakukan pengkajian pada pasien Infark Myocard Acut
3.      Dapat merumuskan diagnosa keperawatan
4.      Dapat menyusun rencana tindakan pasien
5.      Dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan
6.      Dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan

C.    Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang kami gunakan adalah metode pustaka dan literatur dari intenet.

D.    Sistematika Penulisan

Halaman judul
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan Penulisan
C.     Metode Penulisan
D.    Sistematika Penulisan
Bab II Laporan Pendahuluan
Bab III Asuhan Keperawatan
Daftar Pustaka

BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN


A.    Konsep dasar

1.      Pengertian

Infark Myokard merupakan sumbatan total pada arteri koronaria (Ni Luh Gede Yasmin A, 1993).
Infark myokard akut merupakan nekrosis akibat aliran darah ke otot jantung terganggu (S Harun, 1990).
Infark myocard acut (IMA) adalah gangguan pada aliran darah koroner yang mengakibatkan ketidak seimbangan antara penyediaan oksigen dalam darah dengan kebutuhan myocard, sehingga menimbulkan gejala-gejala klinik dan timbulnya secara mendadak (dikutip dari buku penyakit jantung koroner karya Mohammad Saleh, 1989:87)

2.      Etiologi

Penyebab yang lazim dari Myocard Infark adalah penyumbatan total atau hampir total dari arteri koroner karena adanya atherosklerosis plaque yang berat dan kronis dengan disertai pembentukan thrombus.
(kasuari, 2002)
A.    Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
o   Faktor pembuluh darah :
Ø  Aterosklerosis.
Ø  Spasme
Ø  Arteritis
o   Faktor sirkulasi :
Ø  Hipotensi
Ø  Stenosos aurta
Ø  Insufisiens
o   Faktor darah
Ø  Anemia
Ø  Hipoksemia
Ø  Polisitemi
B.     Curah jantung yang meningkat :
Ø  Aktifitas berlebihan
Ø  Emosi
Ø  Makan terlalu banyak
Ø  hypertiroidisme
C.     Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
Ø  Kerusakan miocard
Ø  Hypertropimiocard
Ø  Hypertensi diastolic

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah

1.      Anatomi Fisiologi

         Terletak dirongga dada, diantara paru, disb mediastinum
         Bentuk jantung kerucut, memiliki apeks,tepat diatas diafragma, sbl kiri grs tengah
         Ujung jantung (apeks) mengarah ke : Bawah,Depan,Kiri
         Bag. Kiri jantung dipisahkan dengan bag. Kanan oleh sekat rongga jantung
         Dinding jantung mendapat vascularisasi dari A. Coronar Ki & Ka

2.      Patofisiologi

Karena infark myocard adalah penyakit segmental dari myocard, pertimbangan fisiologis dari penyakit jantung global tidak selalu dapat diterapkan. Lebih dari kehilangan fungsi myocard epidemik, Infark myocard membuat kehilangan parsial berdasarkan lokasi dan beratnya nekrosis jaringan.
Infark mycard adalah akibat penyakit arteri koroner (PAK) dengan kerusakan jaringan yang menyertai dan nekrosis. Kerusakan arteri koroner dapat ditandai oleh adanya trombosis, arterosklorosis, atau spasme. Jaringan jantung yang tergantung pada aliran darah dari arteri yang sakit akan menjadi iskemik dan nikrotik, mengakibatkan infark 

4.      Pemeriksaan

1.      Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya elevasi segmen ST sesuai dengan lokasi dinding ventrikel yang mengalami Infark. Perubahan EKG didahului dengan gelombang T, selanjutnya berbentuk gelombang Q yang patologis disertai elevasi segmen –ST.
2.      Pada pemeriksaan  radiologi mungkin menunujukkan adanya pembesaran jantung
3.      Pemeriksaan laboraturium
Dapat memperjelas terjadinya infark LED dan leukosit meninggi sebagai respon kematian jaringan
4.      Tes Stres Latihan TSL)
Tidak dilakukan pada adanya Infark Myocard, tes tingkat rendah dapat dilakukan sebelum pulang dari rumah sakit ( Susan Martin Tucker, 1998)
5.      Pencegahan

Dengan tidak mengkonsumsi makanan yang tinggi kolesterol serta olahraga dengan teratur pada orang obesitas

6.      Komplikasi
Ø  Gagal Jantung Akut/Edema Paru Acut
Ø  Arrytmia
Ø  Raptor dinding ventrikel, ruptur septum interven trikolaris
Ø  Regurgitasi mitral akut
Ø  Syok kardiogenik
Ø  Kematian
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN

  1. Identitas pasien

      Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor register, pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan yang berhubungan dengan setres atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Identitas tersebut digunakan untuk membedakan antara pasiea yang satu dengan yang lain dan untuk menentukan resiko penyakit jantung koroner yaitu laki-laki umur di atas 35 tahun dan wanita lebih dari 50 tahun (William C Shoemarker, 1998)

  1. Keluhan utama

Pasien Infark Myocard Acut mengeluh nyeri pada dada substernal, yang rasanya tajam dan menekan sangat nyeri, teru-menerus dan dangkal. Nyeri dapat menyebar kebelakang sternum sampai dada kiri, lengan kiri, leher, rahang, atau bahu kiri. Nyeri Myocard kadang-kadang sulit dilokalisasi dan nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak hilang dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin (Ni Luh Gede Y, 1993)

  1. Riwayat

1.      Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien Myocard acut mengeluh nyeri pada bagian dada yang dirasakan lebih dari 30 menit, nyeri dapat menyebar sampai lengan kiri, rahang dan bahu yang disertai rasa mual, muntah, badan lemah dan pusing

2.      Riwayat penyakit dahulu

Pada klien myocard perlu dikaji mungkin pernah mempunyai riwayat diabetes militus, karena diabetes militus terjadi hilangnya sel endotel vaskuler berakibat berkurangnya produksi nitri oksida sehingga terjadi spasme otot polos dinding pembuluh darah.
Hipersenti yang sebagian diakibatkan dengan adanya penyempitan pada arteri renalis dan hipo perfusi ginjal dan kedua hal ini disebabkan lesi arteri oleh arteroma dan memberikan komplikasi trombo emboli ( J.C.E Underwood, 1998).
Stroke yang merupakan efek dari hipertensi adalah salah satu faktor penyebab infark myocard akut.

d.      Riwayat penyakit keluarga

      Riwayat penyakit jantung keluarga, diabetes militus, peningkatan kolesterol darah, kegemukan, hipertensi, yang beresiko diturunkan secera genetic berdasarkan kebiasaan keluarganya.

e. Riwayat Psikososial

      Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis yang sering muncul pada klien dan keluarga. Hal ini terjadi karena rasa sakit yang dirasakan oleh klien. Perubahan psikologis tersebut juga muncul akibat kurangnya pengetahuan terhadap penyebab, proses dan penanganan penyakit myocard acut. Hal ini terjadi dikarenakan klien kurang kooperatif dengan perawat.

f. Pola dan fungsi kesehatan

1.      Persepsi terhadap kesehatan
Yaitu, sejauh mana klien untuk menjaga dan mengatur kondisi kesehatannya dalam perawatan dan pengobatan yang telah di berikan oleh perawat
2.      Pola nutrisi
Yaitu kebiasaan cara klien mengkonsumsi makanan yang tinggi kolestrol kaya lemak, tinggi garam dan rendah serat, merupakan factor utama penyebab myocard acut
3.      Pola Eliminasi
Klien mengalami pembatasan aktifitas yang menyebabkan klien mengalami gangguan eliminasi dan mengharuskan klien menggunakan kateter.
4.      Pola aktifitas dan latihan
Klien infark Myocard acut sebelum menderita sakit klien jarang melakukan olah raga dan rekreasi sehingga sering mengalami stress yang dijumpai di dalam rumah dan di luar rumah (tempat kerja)
5.      Kebersihan diri
Untuk mengeyahui cara keluarga melakukan perawatan pada klien Myocardial Infark apakah klien dapat merawat dirinya sendiri atau bantuan keluarga
6.      Pola istirahat
Klien selama dalam rumah sakit biasanya jarang istirahat karena kecemasan dan kegelisahan yang mengakibatkan klien mengalami stres dan secara otomatis jantung dipacu lebih ekstra untuk memenuhi organ-organ tubuh
7.      Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi klien terhadap dirinya, gambaran dan harga dirinya akibat dari sakit yang diderita sehingga merasa tidak berdaya dan selalu membutuhkan bantuan orang lain.
8.      Pola peran dan hubungan
Klien terganggu dalam berinteraksi dengan orang lain akibat pengaruh penyakit yang dideritanya sehingga mengalami sakit penderita infark myocard tidak dapat bekerja dan berhubungan dengan orang lain karena selalu dirawat di rumah sakit.
9.      Pola tata beribadah dan kepercayaan
Selama dalam keadaan sakit klien myocardial mengalami perubahan dalam tata cara beribadah karena menahan rasa sakit yang sangat, sehingga selama sakit pasien tidak dapat beribadah secara sempurna, tetapi tergantung pengetahuan klien terhadap kewajiban beribadah menurut kepercayaannya.

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan merupakan salah satu pernyataan yang jelas dari masalah klien baik yang nyata atau potensial dan membutuhkan tindakan keperawatan sehingga masalah klien dapat diatasi atau dikurangi (Lismidar, 1990).
A.    Nyeri dada akut berhubungan dengan iskemia myocard ditandai dengan mengeluh nyeri dada
B.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi untuk aktivitas sehari-sehari (AKS) sekunder terhadap iskemia jaringan jantung di tandai dengan klien mengeluh nyeri dada semakin bertambah bila dibuat bergerak
C.     Ansietas atau ketakutan (individu, keluarga) yang berhubungan dengan situasi yang tidak di kenal, takut akan kematian
D.    Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga sehingga menghambat proses penyembuhan penyakit

3.      INTERVENSI

1.      Nyeri dada akut berhubungan dengan iskemia myocard
a.       Tujuan
Nyeri berkurang
b.      Kriteria Hasil
Ø  Klien secara verbal mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang
Ø  Klien tenang, tidak didapati perubahan tekanan darah pernapasan nadi dan diaphorosis
Ø  Ekspresi wajah klien rileks dan tidak menyeringai



Rencana tindakan

Intervensi
Rasionalisasi
Instruksikan klien untuk segera melaporkan adanya nyeri
Umumnya lebih sedikit obat yang dibutuhkan. Intervensi akut dapat mencegah iskemia atau cedera lebuh lanjut.
Berikan analgesik atas perintah dokter, dokumentasikan tingkat penurunan nyeri yang di alami klien.
Nyeri berat menetap dan tidak hilang dengan pemberian analgesik. Dapat mengindikasikan infark menetap atau meluas
Anjurkan klien selama nyeri
Aktifitas meningkatkan kebutuhan oksigen yang dapat menimbulkan nyeri jantung
Kurangi Distraksi lingkungan sebanyak mungkin
Rangsangan lingkungan dapat meningkatkan frekuensi jantung dan dapat menimbulkan hipoksia jaringan myocard, meningkatkan nyeri
Jelaskan penyebab nyeri dan kemungkinan faktor fisik dan emosional setelah fase nyeri akut berlalu
Penjelasan dengan tenang dapat mengurangi stres klien yang berhubungan dengan takut karena ketidaktahuan
Monitor tanda-tanda vital, EKG selama nyeri
Dengan monotor tanda-tanda vital, EKG akan segera diketahui dengan cepat bila terjadi komplikasi seperti gangguan Cardiak output, maupun aritnia sehingga dapat penanganan cepat
Anjurkan teknik distraksi, massage atau relaksasi
Tindakan ini dapat mengurangi rasa nyeri dari mencapai pusat otak yang lebih tinggi dengan menggantikan rangsang lain. Relaksasi menurunkan ketegangan otot, menurunkan frekuensi jantumg, dapat memperbaiki isi sekuncup dan meningkatkan indra kontrol klien terhadap nyeri
Beri O2 sesuai akvis 2-4 liter/menit
Klien dengan infark myocard acut mengalami gangguan pemenuhan O2 myocard. Maka pemberian O2 dari luar akan membantu suplai O2 dan mencegah iskemia myocard lebih lanjut.

2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Insufisiensi Oksigenase untuk AKS sekunder terhadap iskemia jaringan jantunga
a.       Tujuan
Meningkatnya aktivitas sesuai dengan kondisi jantung
b.      Kriteria hasil
Ø  Klien sudah dapat beraktivitas sendiri
Ø  Respon fisiologis terhadap aktifitas
Ø  Tensi 120/80 mmhg, nadi 80x/menit, suhu 36³ ºC
Ø  Tidak ada cianosis dan RR 20x/menit
Rencana tindakan
Intervensi
Rasionalisasi
Bantu klien untuk meningkatkan aktifitasnya sesuai dengan indikasi
Kemajuan aktifitas bertahap di arahkan melalui toleransi klien meningkatkan fungsi fisiologi dan menurunkan hipoksia jaringan jantung
Rencanakan periode, istirahat adekuat sesuai jadwal harian klien
Periode istirahat memberikan tubuh untuk menggunakan energi yang rendah
Identifikasikan dan hargai kemajuan klien
Memberikan pujian dapat membantu meningkatkan perilaku positif dan mengurangi rasa frustasi klien karena ketergantungan
Ajarkan tentang bagaimana cara memantau respon fisiologis terhadap aktivitas
Pemantauan mandiri ini dapat mendeteksi tanda-tanda dan gejala dini hipoksia
Ajarkan orang terdekat klien untuk membantu klien dalam melakukan aktivitas
Dukungan sosial meningkatkan pelaksanaan dari latihan
Ajarkan klien tentang bagaimana menghemat energi selama AKS saat kerja dan selama aktivitas rekreasi
Penghematan energi mencegah kebutuhan oksigen melebihi tingkat yang dapat di penuhi janyung

3.      Ansietas/ketakutan (individu, keluarga) yang berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal, takut akan kematian
a.       Tujuan : Kecemasan berkurang
b.      Kriteria Hasil
Ø  Klien megatakan secara verbal kecemasan berkurang atau hilang
Ø  Dapat menjelaskan tentang efek penyakit terhadap gaya hidup dan posisinya dalam keluarga dan masyarakat

Rencana tindakan

Intervensi
Rasionalisasi
Bantu klien untuk mengurangi kecemasannya
Klien yang cemas mempunyai penyempitan lapangan persepsi dengan penurunan kemampuan untuk belajar kecemasan cenderung memperburuk masalah mencegah klien terjebak klien pada lingkungan peningkatan ansietas, tegang dan emosional dan nyeri fisik
Kaji tingkat kecemasan klien
Beberapa rasa takut didasari oleh informasi yang tidak akurat dan dapat dihilangkan dengan memberikan informasi akurat
Dorong keluarga atau teman untuk mengungkapkan ketakutan atau pikiran-pikiran mereka
Pengungkapan memungkinkan unuk saling berbagi dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki konsep yang tidak benar
Beri dorongan pada klien untuk menggunakan tehnik-tehnik relaksasi
Penggunaan tehnik-tehnik relaksasi meningkaatkan rasa kontrol klien terhadap respon tubuhnya terhadap stres
Berikan terapi dokter tentang pemberian sedativa atau tranquilizer
Sedativa dan tranquilizer membantu klien untuk relaks

4.      Resiko Tinggi terhadap Inefektif, penatalaksanaan regimen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, tindakan, obat-obatan, diet, kemajuan aktivitas, tanda dan gejala, komplikasi, perawatan lanjut
       a.      Tujuan : Penatalaksanaan regimen terapeutik kembali efektif dalam waktu 2x24 jam
      b.      Kriteria hasil
Ø  Klien lebih kooperatif pada tindakan keperawatan
Ø  Klien mengerti dan mampu menjelaskan cara perawatan setelah pulang

Rencana tindakan

Intervensi
Rasionalisasi
Jelaskan patofisiologi IM dengan menggunakan alat bantu penyuluhan yang tepat
Penjelasan menguatkan kebutuhan menepati instruksi diet latihan dan aspek lain dari regimen terapeutik
Jelaskan faktor-faktor resiko tinggi IM yang dapat dihilangkan atau diubah
Memfokuskan pada faktor-faktor yang dapat di kontrol dapat menurunkan perasaan ketidakberdayaan klien
1.      Obesitas
2.      Penggunaan tembakau
3.      Diet tinggi lemak dan natrium
4.      Gaya hidup monoton
5.      Hipertensi
Intruksi klien untuk melaporkan efek samping obat yang diberikan
Pengenalan dan pelaporan dengan cepat efek samping obat dapat mencegah komplikasi serius misalnya ; Hipokalemia, Hipotensi
Pertegas penjelasan dokter tentang diet terapeutik, konsultasikan pada ahli diet bila ada indikasi
Penjelsan berulang dapat membantu memperbaiki kepatuhan terhadap diet terapeutik serta peningkatan pemahaman
Jelaskan pentingnya pembahasan aktivitas dan bagaimana aktivitas harus ditingkatkan secara bertahap
Peningkatan aktivitas secara bertahap memungkinkan jaringan jantung menyambut dan menerima peningkatan kebutuhan, kelebihan kerja meningkatkan konsumsi oksigen dan beban kerja jantung

5.      Coping individu yang tidak efektif berhubungan dengan anggapan tentang ancaman kematian, kehilangan gambaran diri
       a.      Tujuan : Coping individu yang efektif setelah diberikan penjelasan
      b.      Kriteria hasil :
Ø  Klien dapat mengungkapkan keadaanya pada perawat hal-hal yang di sebabkan dari keadaannya adalah perubahan gaya hidup
Ø  Klien dapat mendemonstrasikan tingkah laku coping yang adaptif

Rencana tindakan

Intervensi
Rasionalisasi
Observasi tanda dari kecemasan, komunikasi dan beri semangat yang berarti pada klien
Karena ketidakpastian dari diagnosa akan mempengaruhi masa depan serta kekhawatiran akan menurunkan tensi dan semangat dari klien
Anjurkan pada klien untuk mengekspresikan perasaan menolak, depresi serta hibur klien bahwa keadaannya itu merupakan reaksi yang normal
Mengakui perasaannya tersebut akan memberikan kesempatan pada klien untuk menyesuaikan diri pada situasu
Kontrol tingkah laku klien dan dampingi klien ketika menyesuaikan dirinya
Dengan mengobservasi sejak dini tentang kesetabilan klien dalam beradaptasi dengan lingkungan ketika klien mengekspresikan menolak dirinya dalam menghadapi ketidak mampuan meminta pertolongan dan mungkin terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan

4.      PELAKSANAAN

Pada tahap pelaksanaan terdiri dari berbagai macam kegiatan validasi rencana keperawatan, menulis atau mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan, memberikan asuhan keperawatan sesuai rencana yang telah dilakukan (Lismidar, 1990). Dan pada prinsipnya perawatan pada IM adalah
1.      Meningkatkan suplai oksigen ke myocardium
2.      Mengurangi tuntutan terhadap oksigen
3.      Membantu pasien mencegah serangan IM (NI Luh Gede Yasmin A, 1993) 

5.      EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang sengaja dilakukan dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawai dan anggota tim kesehatan lainnya, dimana dalam pencapaian tujuan ini ada 3 alternatif yang di pakai oleh perawat dalam menilai sejauh mana tujuan yang ditetapkan itu tercapai bila klien mempu menunjukkan perilaku pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan pernyataan tujuan, tercapai sebagian bila klien telah mampu menunjukkan perilaku, tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan pernyataan. Tujuan ini tidak tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sakali menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan (Lismidar, 1990)
Hasil yang diharapkan dari proses evaluasi untuk klien dan keluarganya adalah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan tentang penyakit Infark Myocard Acut
2.      Mengenal seranagn dada
3.      Mengurangi faktor resiko terhadap Infark Myocard Acut
4.      Mengurangi rencana terapeutik seperti :
1.      Aktivitas : program latihan
2.      Diet : rendah kalori, pembatasan lemak, rendah sodium
3.      Medikasi : nitrat, calsium antagonis, B.Blocking Agent
5.      Mengenal tanda-tanda Infark Myocard dan menghubungi unit gawat darurat bila terjadi serangan
6.      Menyatakan kegiatan di masyarakat untuk meningkatkan kesehatan ( Ni Luh Gede Yasmin A, 1993)


BAB IV
TINJAUAN KASUS


A.    PENGKAJIAN

1.      Biodata

·         Nama                           : Tn. RK
·         Umur                           : 50 tahun
·         Jenis kelamin               : Laki – laki
·         Agama                         : Islam
·         Pekerjaan                     : Karyawan Pabrik
·         Pendidikan                  : SMK
·         Status perkawinan       : Kawin
·         Suku / bangsa              : Jawa / Indonesia
·         Alamat                        : Jl. Imam Bonjol X B Jember
·         No Register                 : 301916
·         MRS                            : 24 Oktober 2009 jam 18.00 WIB
·         Tgl. Penglajian            : 25 Oktober 2009
·         Diagnosa Medis          : Infark Myocard Acut (AMI)

2.      Biodata

·         Nama                           : Ny. S
·         Umur                           : 47 tahun
·         Jenis Kelamin              : Perempuan
·         Agama                         : islam
·         Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga

·         Alamat                        : Jl. Imam Bonjol X B Jember
·         Hubungan dengan klien : Istri

3.      Keluhan Utama : Nyeri pada dada kiri

4.      Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 24 Oktober 2009 jam 08.00 WIB klien mengatakan tiga hari sebelum MRS merasakan nyeri dada kiri seperti ditusuk, timbul 5-10 menit hilang timbul dan jika beraktifitas tambah nyeri dan berkurang bila istirahat. Satu hari kemudian klien merasakan nyeri kembali yang amat berat dan menyebar ke dada kanan, karena nyeri semakin berat pukul 12.00 WIB klien dibawa kedokter dan disarankan ke UGD RSUD Belambangan. Didapat tanda-tanda vital: T=130/80 mmHg, N=80x/menit, S=36ºC, R=26x/menit, terpasang Oksigen 2Lt/menit. Saat pengkajian tanggal 25 oktober 2009 jam 12.00 WIB klien masih mengeluh nyeri walau tidak beraktifitas.


5.      Riwayat Penyakit sebelumnya

Klien mengatakan sejak 20 tahun lalu mempunyai kebiasaan merokok 8-10 batang/hari dan berhenti sejak 1 minggu sebelum datang ke RS.
Klien mengatakan selama ini baru pertama kali menderita penyakit jantung koroner,pernah menjalani operasi apendik sejak 5 tahuidak mempunyai penyakit hipertensi maupun penyakit DM.

6.      riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dari pihak keluarga tak ada yang menderita penyakit menular dan menurun seperti  penyakit hipertensi dan penyakit jantung seperti yang di derita klien saat ini



7.      Riwayat Psikososial
a.       Aspek Psikososial
            Klien tinggal bersama istri dan anak, klien masih bekerja. Hubungan klien dan keluarga terjalin baik dan tidak ada masalah. Saat pengkajian klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang di derita dan sering bertanya tentang penyakitnya. Klien terbaring ditempat tidur, mudah berkomunikasi, bias menerima apa yang kita berikan missal pengetahuan tentang penyakit yang dialami.
b.      Status Spiritual
            Klien mengatakan menganut agama islam, kegiatan agama yang sering dilKUKn saat sehat adalah shalat di masjid, dan saat klien sakit dia hanya melakukan shalat dirumah.

8.      Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.       Pola Nutrisi
-          Dirumah : Klien makan nasi, sayur, lauk, dan buah-buahan, tanpa ada makanan pantangan yang dihindari, makan 3x sehari, minum air putih ± 1500-2000 cc/hari.
-          DI Rumah Sakit : memperoleh diet nasi, sayur dan lauk pauk, makan 3x sehari, habiis ¼ porsi dari diet yang diberikan karena klien mengatakan tidak enak makan karena merasa mual, minum air putih ± 100cc/hari
     
b.      Pola Eliminasi
-          Dirumah : Klien BAK 4-5x/hari, dengan jumlah ± 1000cc-1500cc, warna kuning jernih bau khas urin. Klien BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lembek.
-          DiRumah Sakit : Klien BAK 4-5x/hari, dengan jumlah ± 1000cc-1500cc, warna kuning jernih, bau khas urin. Klien BAB 1x/hari, Warna kuning, konsistensi lembek.

c.       Pola Kebersihan Diri
-          Dirumah : klien mandi 2-3x/hari, gosok gigi tiap kali mandi, ganti pakaian 2x/hari, keramas 1x/minggu.
-          DiRumah Sakit : Klien diseka 2x/hari, gosok gigi tiap kali diseka, ganti pakaian 2x/hari, keramas tidak pernah, dibantu oleh perawat dan keluarga.
d.      Pola Aktivitas Dan Latihan
-          Drumah : Klien mengatakan aktivitas sehari-hari bekerja di perusahaan dan jarang olah raga.
-          DiRumah Sakit : Klien mengatakan diharuskan istirahat di tempat tidur, klien mudah lelah.
e.       Pola Istirahat Dan Tidur
-          Dirumah : Klien tidur jam 02.00-05.00 WIB pada malam hari dan siang dengan waktu tidak tentu tanpa gangguan.
-          DiRumah Sakit : Klien tidur mulai jam 22.00-04.00 WIB dan selama MRS malam hari, sering terbangun jika dada terasa nyeri, lama tidur ± 5 jam/hari.

9.      Pemeriksaan fisik

            Keadaan Umum
a.       Keadaan Sakit
Klien nampak terbaring lemah, kesadaran kompos mentis, terpasang infus DS% dan EKG monitor, klien nampak gelisah.
b.      Tanda-tanda Vital
T    : 130/80 mmHg
N   : 72 x/menit
RR : 26 x/menit
S    : 36 C

c.       Pemeriksaan Sistemik
1.      Kepala dan Rambut
Bentuk oval, rambut berwarna hitam, penyebaran merata, tidak terdapat adanya lesi atau benjolan pada kepala.
2.      Mata
Bentuk mata simetris dan konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterus, palpebra tidak odem, mata nampak kemerahan, menggunakan alat bantu penglihatan.
3.      Hidung
Bentuk simetris, tidak terdapat sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan.      
4.      Telinga
Bentuk simetris, tidak ada serumen kanan atau kiri, pendengaran normal, tidak ada pendarahan dan lesi.
5.      Rongga Mulut, gigi geligi, lidah, tonsil dan faring
Mulut bersih, lidah tidak kotor, terdapat caries gigi, terdapat peradangan, paring tidak nampak kemerahan.
6.      Leher dan tenggorokan
Tidak ada pembesaran kelenjar tirod dan tidak ada bendungan vena jugularis.
7.      Pemeriksaan dada dan thorak
a.       Pemeriksaan paru
§  Inspeksi           : Normal chest
§  Palpasi             : Fremitas vocal teraba sama kanan dan kiri
§  Auskultasi       : Wheezing (-), Ronki (-), Suara nafas vasikuler
§  Perkusi            :sonor
b.      Pemeriksaan jantung
§  Inspeksi           : Terlihat Ictus Cordis pada ICS V pada garis mid clavicula
§  Palpasi             : Ictus cordis teraba tidak lebih dari 1 cm
§  Auskultasi       : Terdengar Bj I dan Bj II, tunggal, melemah, Bj III dan Bj IV tidak terdengar
§  Perkusi            : Batas jantung
ü  Atas kiri ICS II Linea Sternalis Sinistra
ü  Atas kanan ICS II Linea Sternalis Dexstra
ü  Bawah kiri ICS V mid Klavikula sinsttra
ü  Bawah kanan ICS IV Linea sternalis sinistra
8.      Pemeriksaan Abdomen
a.       Inspeksi     : Bentuk Simetris
b.      Auskultasi : Peristaltik usus normal 5 – 35 x/menit
c.       Palpasi       : Tidak ada nyeri tekan  pada lien, ginjal dan hepar
d.      Perkusi      : Suara Timpani
           
9.      Pemeriksaan Integumen
Turgor kulit kembali kurang dari 1 detik, tidak ada sianosis, kulit tampak bersih.
10. Pemeriksaan Mukulusskeletal
Akral dingin pada ekstrimitas atas dan bawah, tidak ada odem ekstrimitas, tidak ada sianosis.
Kekuatan otot                        
4
4
4
4


11. Pemeriksaan Neurologis
§  Spontan buka mata     4
§  Orientasi baik              5
§  Menurut perintah        6
                              GCS = 15


12.  Pemeriksaan Penunjang
1.      Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 26 Oktober 2009

Glukosa                 97mg/dl           (76-110)

BUN                     19,67mg/dl      (10-50)

Creatinin               1,20mg/dl        (0,50-110)

SGOT                    40U/L              (< 40U/L)

SGPT                    59U/L              (<41U/L)

CKMB                  11U/L              (24-195 U/L)

LDH                      269                  (210-425)

2.      ECG                      =  terdapat sinus brakhikardi 50x/menit, ST elevasi di II,III,avf
Karena sering ditemui pada saat infark akut, dan merupakan bagian sindroma Vasovagal terutama berhubungan dengan infark miocard inferior.
3.      Foto thorax
      Tidak tampak pembesaran jantung

10.  Penatalaksanaan

Tanggal 24 Oktober 2009
-          Infus elextrose 5% 8 tetes/menit
-          Fraxiparin        2 x 0,6 cc
-          Acetosal          1 x 160mg
-          ISDN              3 x 50mg
-          Diazepam        3 x 50mg
-          Oksigen 2lt/ml

Pemeriksaan Laboraturium
Tanggal 27 September 2009 :
Hb                               : 13.4 gr/ dl(13.4-17.7 gr/dl)
Leukosit                      : 14.100/dl (4.3-10.3 dl)
Glukosa darah acak     : 12,5 mg/dl (< 200 mg/dl)
Kalium                                    : 3.9 meq/dl (3.8-5.0 Meq/dl)
Natrium                       : 140 Meq/dl (136-144 Meq/dl)
CKMB                                    : 63
Serum Kreatinin          : 0.61 (1.5 mg/dl)
Tanggal 29 September 2009
Urine lengkap              : Albumin : negatif
Reduksi                       : -(negatif)
Urobilin                       : positif
Bilirubin                      : negatif
Urine sedimen             : Eritrosit : 0-1/lp
Leukosit                      : 1-2/lp
Epitel                           : 1-3/lp
Silinder                        : negatif
Krital                           : negatif
Lain-lain                      : negatif

11.  Therapi tanggal          : 27 September 2009

a.       Antalgin 2 ampul (iv)
b.      Oksigen 4 liter/menit
c.       Monitoring EKG
d.      Infus RL 500/24 jam...7 tetes/menit
e.       Ampisilin 4x1 gr
f.       Diazepam 3x500 mg
g.      Asetosal (ASA) 1x 100 mg
h.      Laxadin Syp 3x1 sendok makan
i.        Captopril 3x6,5 mg
j.        ISDN 3x5 mg


B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Analisa Data

Nama      : Tn.RK
Umur      : 50 th
RM         : 301916

No
Kelompok data
Masalah
Etiologi
1
DS : Klien mengatakan terasa nyeri pada didi kirinya
DO :
        Klien tampak  memgangi dada kirinya
       Ekspresi wajah tampak menahan nyeri
       Klien nampak lelah
       Pemeriksaan EKG terdapat sinus Bradikardi 50x/menit, ST elevasi di II, III avf
       Terpasang oksigen 2 liter/mili
       Tanda vital
T : 130/80 mmHg
N : 72 x/menit
RR : 26x/menit
S : 36ºC

Gangguan rasa nyaman (nyeri dada)

Iskemia Myocard atau nekrosis

2
DS : Klien mengatakan kakinya dingin
DO :
        Klien nampak lelah
       Akral dingin ekstrimitas atas dan bawah
       EKG terdapat sinus bradikapdi 50x/menit
       Terpasang oksigen 2 l/ml
       Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg
N : 72 x/menit
RR : 26x/menit
S : 36ºC


Resiko penurunan perfusi jaringan

Vasokonstriksi

3
DS : Klien mengatakan selama dirawat diharuskan istirshat di tempat tidur
DO : 
       Klien nampak lemah
       Kebutuhan aktifitas ( mandi, makan, BAB, BAK) dibantu oleh keluarga

       Kekuatan otot
4
4
4
4




        EKG terdapat bradikardi 50x/menit
       Terpasang oksigen 2l/ml
       Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg
N : 72 x/menit
RR : 26x/menit
S : 36ºC

Intoleransi aktifitas

Kelemahan sekunder terhadap myocard

4
DS : Klien mengatakan sering terbangun saat tidur malam karena nyeri pada dadanya
DO :
       Klien mampu tidur 4-5 jam/24 jam selama dirawat di RS
       Selama di Rumah tidur klien 7-8 jam/24 jam
       Klien sering menguap
       Ekspresi wajah tampak menahan nyeri
       Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg
N : 72 x/menit
RR : 26x/menit
S : 36ºC
Gangguan pemenuhan istirahat tidur

Nyeri dan lingkungan lingkungan rumah sakit yang asing bagi klien

5
DS : Klien menanyakan tentang kondisi penyakitnya
DO :
       Klien memegang dada kirinya
       Klien sering bertanya tentang keadaan penyakitnya
       Klien gelisah
       Ekspresi wajah murung
       Terpasang EKG monitor
       Terpasang Oksigen 2 l/ml
       Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg
N : 72 x/menit
RR : 26x/menit
S : 36ºC


Gangguan psikologis (ansietas)

Ancaman kematian terhadap penurunan kondisi dan proses penyembuhan

6
DS : Klien mengatakan tidak enak makan, mual
DO :
        Keadaan umum lemah
       Diet yang di berikan hanya di habiskan ¼ dari porsi
       BB sebelum sakit = 55kg
       BB elama sakit = 50 kg
       Cara menghidangkan diet tidak di piring

Gangguan kebutuhan nutrisi

Anaroksia


2.      Diagnosa Keperawatan / Daftar Masalah
Tanggal muncul
Diagnosa Keperawatan
Tanggal teratasi
Ttd
25-10-2009

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri dada) berhubungan dengan iskemia dan infark otot jantung oleh karena suplai oksigen yang ditandai dengan klien nampak memegangi dada kirinya, ekspresi wajah nampak menahan nyeri, EKG terdapat sinus bradikardi 50x/menit, ST elevasi di II,IIIavf, terpasang oksigen 2l/ml

27-10-2009


25-10-2009

2. Resiko penurunan perfusi jaringan dengan faso konstriksi di tandai dengan klien nampak lemah, akral dingin ekstrimitas atas dan bawah, EKG terdapat sinus bradikardi 50x/menit, ST elevasi di II,IIIavf, terpasang oksigen 2l/ml, Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg, N : 72 x/menit, RR : 26x/menit, S:36ºC

28-10-2009


25-10-2009

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan sekunder terhadap myocard yang ditandai dengan klien nampak lemah,



Kekuatan otot  :
4
4
4
4

EKG  terdapat sinus bradikardi 50x/menit, ST elevasi di II,IIIavf, terpasang oksigen 2l/ml, kebutuhan aktivitas sehari-hari (mandi, BAB, BAK) dibantu.  Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg, N : 72 x/menit, RR : 26x/menit, S:36ºC

28-10-2009


25-10-2009

4. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri dan lingkungan RS yang asing bagi klien di tandai dengan klien mampu tidur 4-5 jam/24 jam selama di rmah sakit

27-10-2009


25-10-2009

5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan Anoreksia yang di tandai dengan keadaan umum lemah, diet yang dihabiskan ¼ dari porsi, BB= 50 kg, TB= 159 cm, cara menghidangkan makanan tidak dipiring

27-10-2009


25-10-2009

6. Gangguan psikologis (Ansietas) berhubungan dengan ancaman kematian terhadap penurunan kondisi dan proses penyembuhan yang ditandai dengan klien sering bertanya tentang keadaan penyakitnya, klien gelisah, ekspresi wajah

27-10-2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar